5 Alasan Hindari Bertindak karena Emosi Sesaat, Sebelum Menyesal!

5 Alasan Hindari Bertindak karena Emosi Sesaat, Sebelum Menyesal! 5 Alasan Hindari Bertindak karena Emosi Sesaat, Sebelum Menyesal!

Dalam bertindak, seseorang tentu kudu berpikir dulu tentang apa adapun bagi dilakukan dan bagaimana dampak adapun bagi ditimbulkan. Namun, seringkali idealisme ini tak sejalan dengan realitas adapun terjadi. Saat perasaan atau mood sedang tak enak, kita seringkali terjebak akan mengikuti keputusan sahaja berdasar antara emosi sesaat.

Emosi sesaat itu bisa memberi dampak negatif, baik bagi batang tubuh sendiri maupun antara dalam kebernyawaan bersosial dengan sekitar. Berikut lima argumentasi mengapa sebaiknya tidak bertindak atau mengambil keputusan hanya berdasar atas emosi sesaat. Simak, yuk!

1. Tidak memperhitungkan segala sesuatu

Mengandalkan emosi sesaat ketika memutuskan sesuatu melontarkan kita mengabaikan pertimbangan-pertimbangan lainnya. Saat dilanda emosi, pikiran sahaja terfokus atas bagaimana cara melampiaskan emosi tersebut agar terasa lega.

Akibatnya, seseorang kerap berpikir sekejap lagi tidak memperhitungkan bagaimana tindakannya dapat berpengaruh dalam agam aspek di ketumbuhannya. Tentu bersenjang saat kamu mengambil keputusan dengan kepala dingin lagi memperhatikan setiap detail dampak atas tindakan adapun kamu lakukan.

2. Menimbulkan kerugian

Kurangnya perhitungan dalam bertindak hendak berujung dalam timbulnya kerugian yang layak dialami seseorang. Baik kerugian materiil ataupun immateriil, dua-duanya tentu tak ingin dirasakan karena siapa pun.

Jika bertindak atas nama badan sendiri, mungkin kamu tak akan didera perasaan berkhilaf berkepanjangan, karena itu berkaitan lewat kebernapasan pribadimu. Namun, lain cerita jika kamu ambil keputusan atas nama orang lain, misalnya karena jabatan di dalam pekerjaan, di mana kamu menguasai tanggung reaksi hebat di dalam hal-hal tertentu di di dalamnya.

Editor’s picks

3. Hati-hati menemui penyesalan

Setelah semua akhir pahit yang dirasakan, ujungnya pasti akan melakukanmu merasakan penyesalan. Situasi ini akan melakukanmu berandai-andai bagaimana jika saat itu kamu tidak bertindak gegabah dan sangat termakan emosi.

Bagaimana jika kamu lebih mahir terdalam me-manage emosi agar tidak menjabat umpan mengenai emosi terkandung. Padahal, kenyataannya pengandaian terkandung tidak dalam membawa pengaruh apa pun bersama tidak dalam terus membawa perubahan ala apa akan telah terlanjur kamu alami. 

4. Berpikir terdalam situasi terdesak, berprofesi abai terhadap logika

Keadaan terdesak adalah khilaf satu situasi terburuk saat pengambilan keputusan. Dalam situasi terkemuka, sangat terbuka peluang kita akan khilaf langkah. Sebelum memutuskan sesuatunya, sewajibnya kita memikirkan konsekuensi dari masing-masing pilihan yang akan antapbil.

Namun, saat emosi sedang tidak kukuh , kita bagi abai terhadap hal-hal terhormat. Padahal, sejatinya mengedepankan logika agar tetap rasional bagi meminimalisir maalpa akan bagi terjadi ke depannya. 

5. Kamu berpotensi kehilangan orang pada sekitarmu

Saat emosi sedang tidak kukuh , kita rawan bertindak ceroboh dan tidak terkontrol. Kata-kata apa pun bisa saja keluar tanpa tersaring terlebih dahulu. Akibatnya, orang lain bisa saja linu hati saat mendengar apa yang kita ucapkan. Padahal, bisa saja itu hanya emosi sesaat dan kita tidak bermaksud demikian. Kita justru bisa dicap sarkas dan tidak memiliki empati yang berakhir dengan orang-orang mensuntuki kita. Tenangkan batang tubuh agar tidak mengacaukan hubunganmu dengan orang-orang disekitar.Saat emosi melanda, alangkah baiknya kepada menenangkan batang tubuh terlebih dahulu. Beri ruang maka emosimu reda dan dirasa telah siap dengan segala tindakan dan pengambilan keputusan. 

just do what i want