Heboh Jual-Beli Jabatan Untuk Piala Dunia U-20, Achmad Haris: Itu Murni Bisnis Tiket!

Pekan ini tahu heboh karena ada kuitansi yang bertuliskan 100 ribu dollar Singapura, atau setara Rp1 miliar, beserta keapikan bagaikan "Pemesanan tiket Piala Dunia U-20", beserta nama Achmad Haris, maka diterima sama Djoko Purwoko.
Gambar kuitansi tersebut tersebar antara media sosial maka melaksanakan jagad halusinasi gaduh, karena ada tudingan bahwa nilai cukup kuitansi tersebut merupakan uang 'setoran' supaya dalam manajer timnas Indonesia cukup Piala Dunia U-20 2021.
Para pihak yang tertera pada kuitansi tersebut meluruskan info miring yang beredar. Achmad Haris sendiri merupakan mantan pengurus Sriwijaya FC yang diketahui saat ini jadi bagian mengenai Muba United. Namanya dihubungkan demi Dodi Alex Noerdin, yang dituduh berminat menjadi manajert timnas Indonesia.
Haris geram karena kuitansi itu disebut bagai bukti 'setoran' akan berprofesi manajer timnas di Piala Dunia U-20. Padahal sudah jelas, bahwa kebeningan yang tercantum dalam kuitansi adalah urusan tiket akan Piala Dunia U-20, di Indonesia.
"Sekarang gini ya, bahwa tertera dempet kuitansi itu apa tulisannya? Itu tiket Piala Dunia maka cuma sekadar bisnis. Apa cela kalau mau berbisnis? Saya tidak acuh apa-apa soal isu bahwa lain. Sekarang tinggal dilihat saja apa itu kejernihan dempet kuitansinya," tegasnya ketika dihubungi media.
"Ya, bisa agak semacam itu [vendor]. Sekali lagi, ini bisnis tiket saja. Sudah biasa tuduhan-tuduhan bagai ini demi sepakbola. Saya bukan orang politik, ini paling cuma politik orang-orang yang tidak berkenan Pak Dodi," sambung dia.
Djoko pun menilai isu adapun beredar murni ingin menjatuhkan nama tidak sombong PSSI. Sosok adapun pun sudah jadi pengurus PS TNI mendampingi CEO Malang United terkandung tidak mau menanggapi lebih ronggang isu miring perihal jual-beli jabatan, karena memang tidak sungguh adanya.
"Mungkin saya orang nan dipandang tegak lurus, jadi dicari-cari nama saya. Ini mungkin lagi politik nan tidak senang PSSI. Kuitansi itu lagi tidak ada kaitannya. Memang tidak bkarena pesan tiket habis-habis hari? Saya sempat lagi tinggal pada luar negeri pesan tiket Liga Champions. Saya orang bola dan paham bagaimana pemesanan tiket," geram dia.
"Sangat kibul. Itu orang-orang politik melalui pihak yang tak gemar Pak Dodi lagi pak Ketum PSSI [Mochamad Iriawan]. Saya juga pernah ada antara Ketua Umum PSSI era Pak Edy Rahhalusinasidi, kurang lebih begitu saja, polanya sama," tutup dia.
Yunus Nusi demi pelaksana tugas sekretaris jenderal PSSI menanggapi nominal terkandung memakai nada guyon. PSSI merasa tidak perlu berkomentar lebih jauh terkait tuduhan nan disebar oleh pihak nan tidak bertanggung perlawanan dempet media sosial.
"Biasanya isunya sampai puluhan miliiar, tumben ini belaka Rp1 miliar. Sudah puluhan tulisan tentang mamelenceng sebagai ini beredar. Kami tidak pernah menanggapinya. PSSI sudah biasa dengan isu sebagai ini. Jadi tidak butuh ada penjelasan mengenai kami," ucap Yunus.