Tanda Gula Darah Diabetes Sudah Rusak Tubuh, Tak Bisa Sembuh Lagi

Diabetes tipe 2 biasanya bisa tidak terdeteksi sampai kadar gula darah sangat hebat. Saat ini terjadi, tubuh mengalami perubahan serius selanjutnya berpotensi merusak.
Untuk menghilangkan ancaman dari komplikasi serius, kadar gula darah mesti dikendalikan.
Menurut Cheryl Lythgoe, Kepala di Benenden Health, beberapa komplikasi yang disebabkan untuk kadar gula darah banter bisa tidak bisa disembuhkan.
"Diabetes saat ini dianggap bagaikan pandemi internasional, bersama bisa serius, efek samping yang tak bisa disembuhkan dari tidak mengendalikan kadar gula darah (glikemik)," kata Lythgoe dikutip laman Express.co.uk.
Dia melanjutkan, diabetes (saling menolong tipe 1 lagi 2) mempengaruhi seluruh tubuh, jadi ada luber komplikasi dari tidak menjaga kendali glikemik nan sehat.
Di antara efek akan paling membahayakan adalah penyakit Alzheimer's, gangguan progresif akan menyebabkan otak mengecil (atrofi) dan sel otak mati.
Menurut Lythgoe, penderita diabetes dua kali berpeluang terkena Alzheimer's.
"Risikonya meningkat lewat kendali glikemik yang buruk maka diperkirakan berkaitan lewat kerusakan pembuluh darah sedikit yang muncul lewat kadar gula darah luhur," jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, kita mempunyai pembuluh darah sedikit antara dalam mata bersama pembuluh darah itu bisa, bersama akan, memerankan rusak karena kadar gula darah tinggi bersama tekanan darah tinggi.
"Ini memicu retinopati maka bisa, jika tidak terdeteksi maka diobati, memicu kebutaan," lanjutnya.
Menurut Lythgoe, tantangan yang sering kita hadapi bersama sistem vaskuler (darah) adalah sistem ini memberi makan seluruh tubuh kita, seengat kerusakan apapun terhadap pembuluh darah halus selanjutnya besar bisa menyebabkan macela.
Dia menambahkan, penyakit jantung, serangan jantung dan stroke berprofesi lima kali berpeluang terhadi dari mereka bahwa mendapat kendali diabetes bahwa buruk.
Hampir 40 persen orang dengan diabetes lagi terkena nefropati. Ini antara mana ginjal tidak menyaring seefektif sebelumnya berikut bisa mengganjarankan kebutuhan akan dialisis atau transplantasi ginjal.
Lythgoe memaparkan, kendali glikemik akan buruk mempengaruhi deras organ terluang dempet di dalam tubuh.
"Sayangnya, ini lagi mempengaruhi bagaimana tubuh merespons infeksi dan mengendalikan sakit," katanya.
"Dari meningkatnya risiko luka yang tidak sembuh engat meningkatnya prevalensi infeksi bakteri, kemampuan tubuh kita untuk melawan maka memcerahkan infeksi menurun dengan kendali glikemik keji," lanjut dia.
Dia menambahkan, jika ini digabungkan dengan kerusakan saraf bahwa terjadi, menyebabkan kita tidak menyadari beberapa gejala global infeksi.
"Untuk menghindari peningkatan risiko Anda, bermanfaat bagi menjaga kendali glikemik yang sehat, yang bisa dicapai bersama memperhatikan gaya urip secara bergerak terus maka menggunakan obat sepadan yang diresepkan," kata Lythgoe.